LINTASIANA

Tahun 2015 mungkin menjadi tahun duka bagi pelaksanaan ibadah haji. Kebakaran di penginapan, robohnya Crane yang dipakai untuk pembangunan dan perluasan lokasi ibadah haji dan kini terjadi insiden yang merupakan tragedi Mina yang menewaskan lebih  dari 700 calon jemaah haji.

Insiden ini terjadi saat ritual lempar jumrah dimana jemaah saling berdesakan  di jalan 204 dimana jalur menuju arah melempar Jumrah dibelokkan arahnya yang membuat ribuan jamaah Indonesia dan dari Iran dan Afrika bertemu dan berdesak-desakan yang mengakibatkan jatuh dan terinjak-injak jamaah lain. Sebagian besar jamaah yang menjadi korban berasal dari Afrika dan Iran.  Sementara hingga kini tanggal 27 September 2015 ada 19 korban dari jamaah haji asal Indonesia.

Perisitiwa ini mengingatkan kita akan peristiwa serupa di terowongan Mina tahun 2004 yang menewaskan lebih dari 50 orang jamaah haji asal Indonesia.  Hingga kini belum diketahui sebab pasti insiden ini terjadi.

Pelaksanaan ibadah haji ini perlu perbaikan dan penyempurnaan disana sini karena ini menyangkut kenyamanan jamaah dalam beribadah. Jangan karena orang sedang beribadah dan tidak mengeluh maka kebutuhannya di abaikan. Karena para jamaah haji ini juga membayar dan berhak mendapatkan layanan yang layak. Karena dari pantauan ketua DPR Setya Novanto dan wakil ketua DPR Fadli Zon masih menemukan fasilitas yang masih jauh dari layak.

Diluar dari kekurangan-kekurangan pelaksanaan ibadah haji kita berharap adanya perbaikan dimasa depan. Karena memberi fasilitas terbaik bagi jamaah adalah ibadah yang berbuah pahala. Kita berdoa semoga tragedi Mina tahun 2015 adalah yang terakhir dan tidak terulang kembali. Semoga para jamaah yang wafat dalam tragedi Mina diterima disisiNya.