LINTASIANA

↑ ,

PDIP Memenangi Pileg 2014 Versi Hitung Cepat

Pendukung partai PDIP kelihatannya bisa tersenyum puas karena partainya menang di Pileg versi hitung cepat (Quick count) dengan perolehan 19 persen, Golkar 14 persen, Gerindra 11 persen dan Demokrat 9 persen.

Abu Rizal Bakrie telah mengucapkan selamat bagi PDIP atas kemenangannya tersebut. Pencalonan Jokowi menjadi Capres mendongkrak perolehan suara PDIP. Walaupun begitu penetapan pemenang pemilu melalui hitungan manual KPu yang benerapa hari lagi akan diputuskan. Walaupun begitu kita tetap mengucapkan selamat pada PDIP.

Proses Penghitungan Suara Pemilu di TPS


Setelah proses pencoblosan ditutup pukul 13.00 wib maka proses selanjutnya adalah penghitungan suara di masing-masing TPS. Proses penghitungan suara ini relatif ribet karena menghitung selain menghitung partai juga menghitung caleng yang jumlahnya rata-rata 10 caleg tiap partai. Bisa dibayangkan jika caleg DPR RI ada 12 partai dikalikan 10 caleg maka ada sekitar 120 caleg begitu juga caleg DPRD tingkat 1 dan tingkat 2 sedangkan caleg DPD ada 20 an orang.

Jadi jangan heran jika penghitungan dan perekapan suara TPS berakhir sampai malam hari. Partisipasi pemilu di TPS 36 kelurahan Titipapan Medan Deli meningkat di bandingkan Pileg tahun 2009.



Ayo Nyoblos di Pemilu 2014


Tanggal 9 April 2014 hari rabu ini kita kembali melaksanakan pemilihan anggota Legislatif DPR tingkat 1, 2 dan pusat serta DPD tahun 2014. Pemilu kali ini terlihat lebih ramai karena mungkin antusias warga lebih tinggi. Mungkin karena kesadaran tinggi atau karena banyak serangan fajar atau karena iming-iming tim sukses yang menjanjikan.

Apapun yang caleg yang anda pilih , pilihlah dengan seksama, dengan hati nurani bukan karena iming-iming atau karena serangan fajar. Karena pilihan kita menentukan kelangsungan pemerintahan 5 tahun mendatang. Jangan karena imbalan sekian puluhan ribu kita menyesal .


Walaupun masih diliputi berbagai masalah mulai dari DPT, money politik hendaknya menjadi pembelajaran bagi kita semua terutama pemerintah dan KPU. Bagi Caleg terpilih juga hendaknya menggunakan hati nurani dan berpihak pada kepentingan rakyat demi kemajuan negara. Sudah lama negeri ini terpuruk saatnya kita bangkit demi kemajuan negeri.


Sudah tidak zamannya kita membodohi rakyat, karena rakyat bodoh kita juga akan bodoh dan susah. Negeri ini akan maju jika mulai rakyatnya maju sejahtera, jika hanya sebagian saja yang sejahtera kita tidak akan sejahtera. Mari sukseskan Pemilu Legislatif ini untuk kebesaran bangsa negara.

Apa Yang Terjadi Pasca Kampanye?


Kampanye yang telah hiruk pikuk dilakukan parpol dan caleg hampir usai. Dengan berbagai cara dan gaya mencoba menarik simpati hati pemilih. Ada yang bagi-bagi kaos, sembako bahkan duit untuk membeli suara rakyat. Janji-janji kampanye pun dilontarkan dengan berbagai cara agar mampu menggoda pemilih. Ada yang janji ini, janji itu yang bak malaikat memperhatikan rakyat , tetapi lihatlah caleg yang lalu setelah duduk bagai iblis menguras uang rakyat. Karena mungkin memaksakan diri duduk di kursi Legislatif sehingga dengan "iklash" menguras aset pribadi, alih-alih mengurusi rakyatnya lupa karena keburu sibuk mengembalikan aset yang telah dileluarkan.


Jadi impian kita pemilu legislatif menghasilkan caleg yang berkualitas jadi sirna. Pemilu dijadikan arena dagang sapi sehingga terlalu banyak biaya kampanye yang dikeluarkan. Apakah ini salah? Tentu salah karena tewerlalu memaksa diri sehingga akhirnya jor-joran dalam menggapai tujuan.


Maka jangan heran bila anggota DPR hoby korupsi karena mengembalikan modal.

Tapi Janji Tinggal Janji


Akankah lagu tapi janji tinggal janji akan terulang kembali di pemilu 2014? Andalah yang jadi saksinya, kitalah yang membuktikan. Tetapi mayoritas lupa janjinya.

Kita ingat pemilu 2009 salah satu partai di negeri ini dengan lantang mengkampanyekan memerangi korupsi di televisi. Tetapi ironinya bintang iklan korupsi partai tersebut semua kini mendekam dipenjara karena telah terbukti bersalah telah korupsi oleh KPK. Bagaimana kita mengharapkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa kalau yang menjalankannya saja para koruptor yang licik dan kotor. Menggrogoti uang negara seperti tikus memakan padi dilumbung. Janji pendidikan gratis jika menang. Lha kalau memang bisa buat apa jadi bahan kampanye, jadi lebay materi kampanyenya. Kampanye memang di jadikan ajang menunjukan kesuksesan caleg atau partai. Semua yang baik-baik di ungkapkan , diangkat-angkat , tetapi korupsi yang dilakukan makin menggila, kecurangan disana sini tenggelam bersama kebusukan partai tidak pernah diungkapkan.






Kampanye Caleg Go Green


Demi menegakkan demokrasi para caleg sibuk kampanye kesana kemari dan dimana saja. Dari mulai memasang spanduk, baliho poster, memberikan kalender . Ada yang memasang poster di tanah kosong, memasang bendera partai di penggir jalan bahkan memasang poster dipohon pinggir jalan.


Demokrasi itu memang penting. Kampanye caleg sebagai sarana menjalankan demokrasi. Walaupun begitu kelestarian lingkungan harus terjaga. Saat kampanye hendaknya tidak merusak pohon. Mengadakan gotong royong, kunjungan ke panti asuhan dan olah raga bersama akan lebih bermanfaat. Tidak membuang sampah sembarangan sehingga merusak lingkungan dan pemandangan. Memaku poster di pohon ada prilaku merusak lingkungan karena dapat membunuh pohon tersebut.


Alangkah indahnya pemilu 2014 bila berlangsung damai, aman dan tidak merusak lingkungan. Karena menjaga kelestarian lingkungan juga perlu untuk melanjutkan kelangsungan hidup kita. Hidup anak cucu kita.

Andaikan Dana Kampanye untuk Membantu Rakyat Miskin


Hiruk pikuk kampanye Parpol mulai terdengar. Baliho caleg sudah berdiri dimana-mana. Mendadak para caleg menjadi dermawan menyumbang sana sini demi mendapat simpati pemilih agar sukses menjadi legislatif tentunya. Sebenarnya berapa banyak dana kampanye caleg yang digelontorkan tiap caleg? Dalam sebuah wawancara di sebuah tv terungkap bahwa si caleg ada yang (rela) mengeluarkan milyaran rupiah untuk dana kampanye.


Penulis mencoba menghitung dana kampanye secara kasar saja begini. Jika setiap partai yang berjumlah 12 partai mempunyai 10 calon saja di tiap kabupaten berarti ada 120 calon, jika dana kampanyenya perorang seratus juta maka ada 12 milyar dana kampanye di hamburkan di 1 kabupaten per daerah pemilihan. Jika tiap kabupaten ada 4 dapil maka ada 48 milyar dana tersebur. Belum lagi caleg propinsi dan nasional pasti lebih besar dananya karena lebih luas cakupan pemilunya.


Andai saja dana tersebut digunakan untuk kegiatan riil maka hasilnya pun akan lebih nyata. Tidak hanya dikoyak, diinjak dan dibuang seperti baliho tersebut. Semoga para caleg lebih bijak menggunakan daa kampanyrnya agar tak sia-sia.

Gairahkan Usaha Kecil, Itu Modal Negara Maju


Jika negeri ini berandai-andai menjadi negara maju itu baik karena diharapkan dapat mensejahterakan rakyat Indonesia. Adapun cara melakukannya tidak mudah, tidak segampang membalikan telapak tangan. Perlu kerja keras agar dapat mempercepat kemajuan di setiap lini kehidupan . Misalnya infrastruktur jalan dan jembatan yang semula kecil dan rusak ditingkatkan menjadi lebar-lebar dan panjang dan berkualitas super. Karena jalan dan jembatan merupakan urat nadi yang ampuh membuka isolasi sebuah daerah karena tanpa jalan yang baik mustahil perekonomian akan bergairah. Siapa yang mau membuka usaha ditengah belantara hutan tanpa jalan, sama saja membuang uang ke tong sampah. Membuka usaha pasti berorientasi mencari laba untuk kemajuan usaha dan kesejahteraan hidup keluarga.

Dunia usaha juga akan berkembang dengan sendirinya jika ada infrastuktur jalan yang baik. Industri akan berkembang pesat jika sarana jalan, listrik, air , gas dan keamanan wilayah baik. Industri besarpun akan menggurita jika semua infrastruktur baik. Tidak seperti sekarang untuk mengurusi listrik dan gas saja pemerintah kelimpungan. Industri kecil dan menengah (IKM) sebenarnya merupakan urat nadi perekonomian. Karena kemajuan industri negeri ini ditopang oleh sebagian besar oleh industri kecil dan menengah. Lihatlah berapa banyak industri tempe dan tahu yang kritis. Lihatlah seberapa banyak petani dan peternak yang menderita dan susah, lihatlah berapa banyak petambak yang rugi akibat kurang modal, berapa banyak nelayan yang susah melaut karena tak kuat beli BBM, berapa banyak industri yang kesulitan mendapatkan bahan baku, berapa banyak industri yang harus merumahkan karyawannya karena kesulitan mendapatkan gas. Jika industri kecil, menengah petani , nelayan , petambak dan pedagang terpuruk bagaimana industri kita akan maju. Petani kesulitan akibat hasil yang di hasilkannya tidak memadai dan beralih ke sektor lain berakibat bahan baku industri sulit dicari, jika bahan baku sulit didapat maka industri akan menghentikan produksinya maka banyak buruh dirumahkan atau di PHK maka daya beli masyarakat turun yang akhirnya tidak mampu membeli produk dari industri. Maka bagaimana perekonomian kita akan menggeliat. Mengapa sektor IKM ini tidak menjadi prioritas untuk dimajukan menjadi industri andalan di negeri ini?

Lihatlah jika benar-benar pemerintah benar-benar menata pedagang kaki lima dan kios-kios ditata sangat bersih layaknya di sebuah mal di pasar tradisional saya rasa pengunjung akan betah dan mau bolak-balik berkunjung ke pasar, tetapi yang sekarang terjadi pasar tradisional jorok, sempit karena para pedagang meletakan dagangan di jalan orang lalu lalang, bau, becek semrawut tanpa ada pengawasan dari pengelolanya. Belum lagi parkirnya yang kacau balau yang bikin stres. Kalau begini keadaannya tak akan mau kaum menengah keatas belanja ke pasar tradisional. Pedagang juga akan mengeluh sepi pengunjung karena pembeli pun enggan berbau ria di pasar tradisional. Tak jauh berbeda baunya seperti di kandang hewan ternak. Miris memang ingin negara maju tidak tahu mana yang akan di benahi. Perusahaan Pasar juga pandainya hanya membangun tanpa peduli bagaimana pengaturannya setelah di bangun. Kebersihannya juga tidak diperhatikan apalagi keindahannya pasti tak diperhatikan. Menjadi kota sebagai tujuan wisata tetapi pengaturan dan tata letak kota semrawut dan kotor apakah itu sejalan? Orang datang ke suatu kota ingin mencari udara segar menghilangkan stres, jika tempat yang di datangi semrawut pasti tambah stres pengunjung dan pasti tak mau datang lagi.

Yang lebih memperihatinkan jika kita berwisata ke daerah tujuan wisata. Kita ingin refresing malah diganggu pedagang asongan yang mengejar-ngejar kita dengan setengah memaksa untuk membeli dagangannya, sudah begitu dagangannya isinya menipu lagi bikin kesal saja. Belum lagi jalanan yang masih buruk, fasilitas umum seperti WC umum dan musholah minim bikin malas pengunjung balik.

Atau mengapa tidak diperhatikan dengan sungguh-industri pembuatan tahu tempe, makanan ringan yang menjamur, warung bakso menjadi tempat layak santap, industri konveksi kecil oleh ibu rumah tangga yang dipermudah pemasarannya dan bahan bakunya , atau petani padi yang ketar ketir menahan himpitan kebutuhan. Karena alasan ekonomi ketika musim tanam bibit dan pupuk akan mahal tetapi begitu panen harga gabah lanhsung anjlok, kalau sudah begini siapa yang mau menanam padi yang mendapat rugi?

Sudah saatnya pemerintah memperhatikan nasib rakyatnya bukan hanya memikirkan partai. Menjadi pejabat itu adalah arena mengabdi bukan sebagai ajang korupsi.




Ikhlas Itu Bikin Lega


Hidup memang penuh dengan perjuangan. Tetapi itu tidak harus menjadikan kita lupa berbuat baik dan beramal. Karena dalam hidup ini masih diperlukan perbuatan baik kita untuk meningkatkan kualitas hidup. Coba kita bayangkan jika didunia ini dipenuhi orang-orang dengan ego tinggi tanpa mau beramal baik?


Pasti keadaannya akan sangat menyesakkan dan penindasan dimana-mana. Untuk mencairkan suasana hidup yang beku ini kita memerlukan orang-orang yang berbuat baik dan beramal soleh. Tantangannya memang tidak sedikit kala seseorang berbuat baik. Mulai dari mengorbankan waktu dan tenaga melakukan hal dan pekerjaan yang tak berbalas, belum lagi dianggap sebagai orang sok baik dan lain-lain sebagainya.


Untuk mencegah perasaan gundah dan kecewa setelah berbuat baik ada baiknya kita menyempurnakannya denga memberi rasa ikhlas agar hati kita tentram. Jika pekerjaan baik kita tidak diperhatikan orang janganlah cemas, masih ada Allah Swt yang setia membimbing umatnya berbuat baik. Ikhlas membuat hati tenang. Ikhlas membuat kita tidak jera berbuat kembali . Ikhlas membuat kita di cintai Allah Swt, ikhlas membuat kita disayangi sesama.

Mengapa Berjualan Dipinggir Jalan Bu?


Dimanapun kita berjalan di seantero negeri ini kita selalu melihat pemandangan yang hampir sama. Kalaulah tidak jalan rusak, sungai kotor dan kumuh sampai pasar yang bau pengap dan macet. Di jalan raya ini yang perlu menjadi PR besar bagi kita bersama. Lihatlah di setiap pasar selalu saja terlihat pemandangan pedagang yang berjualan di pinggiran jalan nan sempit itu . Seolah merasa bangga telah dapat menghambat perjalanan peguna jalan yang melewatinya.


Mengapa mereka berjualan dipinggir jalan? Sebenarnya sangat banyak resikonya berjualan di pinggir jalan. Sangat berbahaya karena banyak resikonya akibat banyaknya kendaraan melintas, menghambat kendaraan lewat, mengganggu pedagang lain di dalam pasar, bahaya di tabrak mobil dan kena razia satpol PP.


Mengapa kesadaran saudara kita pedagang masih rendah. Dengan alasan mencari nafkah mengabaikan semua aturan. Semaunya sendiri tanpa aturan. Seenaknya sendiri tanpa peduli hak orang. Sungguh keterlaluan.