Jika negeri ini berandai-andai menjadi negara maju itu baik karena diharapkan dapat mensejahterakan rakyat Indonesia. Adapun cara melakukannya tidak mudah, tidak segampang membalikan telapak tangan. Perlu kerja keras agar dapat mempercepat kemajuan di setiap lini kehidupan . Misalnya infrastruktur jalan dan jembatan yang semula kecil dan rusak ditingkatkan menjadi lebar-lebar dan panjang dan berkualitas super. Karena jalan dan jembatan merupakan urat nadi yang ampuh membuka isolasi sebuah daerah karena tanpa jalan yang baik mustahil perekonomian akan bergairah. Siapa yang mau membuka usaha ditengah belantara hutan tanpa jalan, sama saja membuang uang ke tong sampah. Membuka usaha pasti berorientasi mencari laba untuk kemajuan usaha dan kesejahteraan hidup keluarga.
Dunia usaha juga akan berkembang dengan sendirinya jika ada infrastuktur jalan yang baik. Industri akan berkembang pesat jika sarana jalan, listrik, air , gas dan keamanan wilayah baik. Industri besarpun akan menggurita jika semua infrastruktur baik. Tidak seperti sekarang untuk mengurusi listrik dan gas saja pemerintah kelimpungan. Industri kecil dan menengah (IKM) sebenarnya merupakan urat nadi perekonomian. Karena kemajuan industri negeri ini ditopang oleh sebagian besar oleh industri kecil dan menengah. Lihatlah berapa banyak industri tempe dan tahu yang kritis. Lihatlah seberapa banyak petani dan peternak yang menderita dan susah, lihatlah berapa banyak petambak yang rugi akibat kurang modal, berapa banyak nelayan yang susah melaut karena tak kuat beli BBM, berapa banyak industri yang kesulitan mendapatkan bahan baku, berapa banyak industri yang harus merumahkan karyawannya karena kesulitan mendapatkan gas. Jika industri kecil, menengah petani , nelayan , petambak dan pedagang terpuruk bagaimana industri kita akan maju. Petani kesulitan akibat hasil yang di hasilkannya tidak memadai dan beralih ke sektor lain berakibat bahan baku industri sulit dicari, jika bahan baku sulit didapat maka industri akan menghentikan produksinya maka banyak buruh dirumahkan atau di PHK maka daya beli masyarakat turun yang akhirnya tidak mampu membeli produk dari industri. Maka bagaimana perekonomian kita akan menggeliat. Mengapa sektor IKM ini tidak menjadi prioritas untuk dimajukan menjadi industri andalan di negeri ini?
Lihatlah jika benar-benar pemerintah benar-benar menata pedagang kaki lima dan kios-kios ditata sangat bersih layaknya di sebuah mal di pasar tradisional saya rasa pengunjung akan betah dan mau bolak-balik berkunjung ke pasar, tetapi yang sekarang terjadi pasar tradisional jorok, sempit karena para pedagang meletakan dagangan di jalan orang lalu lalang, bau, becek semrawut tanpa ada pengawasan dari pengelolanya. Belum lagi parkirnya yang kacau balau yang bikin stres. Kalau begini keadaannya tak akan mau kaum menengah keatas belanja ke pasar tradisional. Pedagang juga akan mengeluh sepi pengunjung karena pembeli pun enggan berbau ria di pasar tradisional. Tak jauh berbeda baunya seperti di kandang hewan ternak. Miris memang ingin negara maju tidak tahu mana yang akan di benahi. Perusahaan Pasar juga pandainya hanya membangun tanpa peduli bagaimana pengaturannya setelah di bangun. Kebersihannya juga tidak diperhatikan apalagi keindahannya pasti tak diperhatikan. Menjadi kota sebagai tujuan wisata tetapi pengaturan dan tata letak kota semrawut dan kotor apakah itu sejalan? Orang datang ke suatu kota ingin mencari udara segar menghilangkan stres, jika tempat yang di datangi semrawut pasti tambah stres pengunjung dan pasti tak mau datang lagi.
Yang lebih memperihatinkan jika kita berwisata ke daerah tujuan wisata. Kita ingin refresing malah diganggu pedagang asongan yang mengejar-ngejar kita dengan setengah memaksa untuk membeli dagangannya, sudah begitu dagangannya isinya menipu lagi bikin kesal saja. Belum lagi jalanan yang masih buruk, fasilitas umum seperti WC umum dan musholah minim bikin malas pengunjung balik.
Atau mengapa tidak diperhatikan dengan sungguh-industri pembuatan tahu tempe, makanan ringan yang menjamur, warung bakso menjadi tempat layak santap, industri konveksi kecil oleh ibu rumah tangga yang dipermudah pemasarannya dan bahan bakunya , atau petani padi yang ketar ketir menahan himpitan kebutuhan. Karena alasan ekonomi ketika musim tanam bibit dan pupuk akan mahal tetapi begitu panen harga gabah lanhsung anjlok, kalau sudah begini siapa yang mau menanam padi yang mendapat rugi?
Sudah saatnya pemerintah memperhatikan nasib rakyatnya bukan hanya memikirkan partai. Menjadi pejabat itu adalah arena mengabdi bukan sebagai ajang korupsi.