LINTASIANA

↑ ,

Cicak Vs Buaya kedua

Penerapan hukum di negara kita ini sepertinya akan berat. Selalu saja ada benturan kepentingan didalamnya. Masih ingat ketika pimpinan KPK yang tengah berjuang menyelesaikan kasus besar berakhir dengan terali besi. Susno Duadji juga mengalami nasib sama.

Kini KPK yang tengah menyidik kasus simulator SIM pada tubuh Polri dengan menghadirkan jenderal bintang dua DS juga mengalami nasib yang sama. Dimulai dengan penarikan penyidiknya di KPK, Polri seolah tidak terima instansinya di acak-acak KPK. Kemudian Polri menangkap penyidik KPK yang juga dari Polri Kompol Novel Baswedan. Novel merupakan penyidik KPK yang ogah balik ke Polri dan menangani kasus simulator SIM yang merugikan negara milyaran rupiah. Mungkin suatu hal yang wajar menjaga keutuhan korps berbuat demikian bagi Polri. Tetapi junjunganlah kepentingan negara yang membiayai Polri. Gaji anda dari mana ya?

Tapi ketika polri melakukan penangkapan bagaimanakah perasaan tertuduh, apalagi kalau salah tangkap? Bagaimana tindakan Polri atau bagaimana perasaan Polri?

Mari bersikaplah dewasa, karena Polri lembaga rakyat yang diciptakan untuk melindungi rakyat, tanpa rakyat bukan apa-apa. Polri bukan milik partai tertentu atau segelintir golongan tertentu. Bersikaplah profesional, karena adanya pelanggaran yang dilakukan oknum memang akan selalu ada, jadi pakailah hati nurani karena kekuasaan Polri masih ada yang lebih besar diatasnya yaitu kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Sadarlah.

0 komentar:

Posting Komentar