LINTASIANA

↑ ,

Pantaskah Aku Mengharap Surgamu Ya Allah?

Kehidupan di dunia ini memang penuh liku-liku dan tantangan. Penuh drama dan romantika hidup ini. Kita menginginkan hidup bahagia didunia, bahagia di akhirat. Untuk menyikapi hal tersebut kita perlu hidup sehat, sederhana, banyak beramal dan banyak sadaqah.

Tetapi kita kadang kala ketika asyik di dunia, bergelanyutan mengejar kenikmatan dunia, berlari menggapai kenuikmatan dunia . Kita rela mengerahkan segenap kemampuan kita demi mencapai prestasi dan prestisi yang di yakini akan mengangkat harkat dan martabat pribadi dan keluarga di mata publik. Kita rela berjibaku memeras keringat membanting tulang untuk mencapai sebuah ijazah strata, kita rela berpeluh ria untuk mendapatkan sebuah gelar master, kita rela bahkan meninggalkan keluarga di rantau untuk mendapatkan gelar doktor.

Tetapi coba kita renungkan apa yang telah kita lakukan untuk menggapai kehidupan surga yang abadi itu? Seberapa besar waktu yang kita korbankan untuk mempelajari ilmu agama? Berapa lama kita habiskan waktu untuk belajar agama , 1 tahun , 2 tahunkah? Yang ada sedikit sekali yang kita pakai untuk menuntut ilmu agama, sangat minim. Pantaskah kita mengharapkan sesuatu yang kita acuhkan. Sementara itu kita mengharapkan surga yang begitu indah, begitu agung , begitu abadi yang fasilitasnya begitu fantastis. Jadi rasanya malu kita yang dengan amal dan ibadah pas-pasan mengharapkan surga yang begitu menakjubkan. Jadi dengan amal dan ibadah yang begitu pas-pasan pantaskah kita mengharapkan surga Allah?

Sementara Rasulullah yang telah dapat jaminan ampunan dosa dan masuk surga saja masih beramal tanpa batas, sholat sunat sampai kakinya bengkak apalagi di bulan Ramadhan konon beliau sholat sunat sampai menjelang sahur, tadarus al Quran, zikir yang tak terbatas . Lalu bagaimana dengan kita? Sholat wajib saja sudah kedodoran lagi tidak jamaah konon pula di awal waktu?

Tulisan ini mohon maaf bukan bermaksud menggurui para pembaca tetapi bisa menjadi sebuah bahan renungan. Kita perlu memperbaiki hidup kita, amal kita jangan terlalu pelit beramal karena Allah Swt tidak pelit memberikan rahmatnya pada umatnya. Sepertinya Allah yang perlu dengan amal kita, yang sebenarnya kita yang perlu pada Allah untuk mendapatkan ridhonya sehingga mendapatkan surganya.

Semoga dengan sedikit renungan ini dapat menjadi pembuka hati kita untuk memperbanyak amal dan ibadah kita agar mendapatkan ridhonya dan dapat dimasukan surganya yang mengalir sungai di dalamnya dan penuh kesenangan abadi itu. Amin ya Robbal alamin




2 komentar:

  1. Subhanallah. Tulisan yg singkat ini luar biasa. Saya sgt tersentuh skl. Saya punya pengalaman yg tertulis itu. Terimakasih banyak.



    BalasHapus
  2. Mohon doanya semoga allah meneguhkan hati saya utk bertaubat dan memper aiku segalanya.

    BalasHapus