LINTASIANA

↑ ,

Potensi Pasar Tradisional


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari kegiatan pertukaran kebutuhan sehari-hari yang biasanya berTemu di pasar. Kebutuhan sehari-hari memang harus kita peroleh untuk kelangsungan hidup. Pasarpun terbagi atas pasar tradisional dan pasar modern. Jadi tinggal dimana kita berkenan membelanjakan uang kita demi barang-barang kebutuhan kita.

Dewasa ini berkembang pesat kemajuan pasar-pasar modern dimana-mana. Fasilitas mewah dan megah menghiasinya. Berbeda dengan pasar tradisional yang sempit, kumuh, becek, bau dan semrawut. Belum lagi parkirannya yang kacau dan memacetkan jalanan. Pedagang asongan dan kaki lima berjubel menutupi badan jalan.

Sebenarnya pasar tradisional mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Entah siapa yang salah atau yang mau mengaku salah tiada yang tahu. Lihatlah jika kita lihat pasar tradisional kita memang sudah cukup bersih tetapi lihatlah semrawutnya. Susunan tempat jualannya yang awalnya sudah bagus tetapi karena kurangnya pengawasan dari aparat terkait jadi kacau pasar. Pedagang seenaknya meletakan dagangan di jalanan gang. Parkir kendaraan roda dua juga menutupi jalan benar-benar menyesakan belum lagi aroma tak sedap yang menyebar kemana-kemana. Apa pedagang itu tak menyadari jika terus menerus begitu pembeli menengah keatas yang notabene banyak duitnya enggan belanja? Apakah pemerintah tidak mempunyai rencana memanusiakan pasar sehingga pengunjungnya nyaman seperti di. Mal?
Seharusnya pemerintah cepat menyadari dan bertindak segera membenahi pasar tradisional karena berapa juta rakyat yang menggantungkan hidup di pasar tradisional? Berapa banyak jumlah pasar tradisional di seluruh Indonesia?

Jika memang pemerintah punya slogan membangun negara perhatikan juga kehidupan petani dan pasar tradisional jangan hanya memberi janji kosong dan slogan bohong.
Sebenarnya pasar tradisional mempunyai potensi besar diantaranya potensi menggerakan perekonomian daerah sekitar dengan lancarnya pertukaran barang dan jasa. Belum lagi silahturahmi dapat terjalin antara pedagang dan pembeli. Pedagangnya pun pedagang kecil yang memang akan meratakan pendapatan rakyat kecil bukannya uangnya mengalir ke kantong kongolomerat.

Tetapi semuanya dapat di ciptakan apabila bersatu tujuan. Pemerintah merencanakan dengan lebih profesional, pedagangpun tertib berdagang sehingga pembeli betah dan berjubel. Dengan demikian pedagang dapat banyak untuk dan pembeli dapat harga rendah pemerintah dapat hasil naiknya income perkapita sehingga Indonesia sejahtera dan jaya.





0 komentar:

Posting Komentar